Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa
pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak
selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem
kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan
pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak
dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.
Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah: Sekelompok manusia yang
menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi. Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu: a. Berdasarkan Status
Ekonomi. 1)Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau
golongan: – Golongan sangat kaya; – Golongan kaya dan; – Golongan miskin.
Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida: Golongan
pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
pengusaha, tuan tanah dan bangsawan. Golongan kedua : merupakan golongan yang
cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang,
dsbnya. Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka
kebanyakan rakyat biasa. 2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga
golongan, yakni: a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang
menguasai tanah dan alat produksi. b. Golongan menengah : terdiri dari para
pegawai pemerintah. c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki
tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja
pabrik. Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan
kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum
kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan
masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar. 3)
Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas
yakni: a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class) b. Kelas sosial
atas lapisan bawah ( Lower-upper class) c. Kelas sosial menengah lapisan atas (
Upper-middle class) d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle
class) e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class) f. Kelas sosial
lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class) Kelas sosial pertama :
keluarga-keluarga yang telah lama kaya. Kelas sosial kedua : belum lama menjadi
kaya Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum professional Kelas sosial keempat :
pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja) Kelas sosial keenam :
para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada
tunjangan. 4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni: 1. Kelas puncak
(top class) 2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class) Kelas menengah
ekonomi (economic middle class) 3. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass) 4.
Kelas bawah (underdog class) b.Berdasarkan Status Sosial Kelas sosial timbul
karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya,
seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial
yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki
status sosial yang rendah. Contoh : Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi
dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta
pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda
pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai
oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar
Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande,
Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra. c. Berdasarkan Status Politik Secara
politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang
mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang
tidak punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara
lain: – pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa. – pejabat legislatif, dan
– pejabat yudikatif. Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas
pada hirarki militer. A. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga
Jendral B. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga
Sersan mayor C. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga
Kopral kepala Pengertian Status Sosial Setiap individu dalam masyarakat
memiliki status sosialnya masing-masing. Status merupakan perwujudan atau
pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status
sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang
dalam kelompok masyarakatnya. Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai
macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT,
Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya. Dalam teori sosiologi, unsur-unsur
dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (
role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat.
Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam suatu
sistem sosial. Apa itu sistem sosial ? Sistem sosial adalah pola-pola yang
mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam
masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya. Status atau
kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok
masyarakat. Cara Memperoleh Status Bagaimana cara individu memperoleh
statusnya? Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sbb: a. Ascribed
Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini
sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan,
keturunan, dsb. b. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang
dengan disengaja. Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru,
dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb. c. Assigned Status merupakan
kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status melalui usaha.
Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas
jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat. Contoh:
gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb. Akibat
Adanya Status Sosial Kadangkala seseorang/individu dalam masyarakat memiliki
dua atau lebih status yang disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status
yang dimilikinya tersebut berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan.
Hal itulah yang menyebabkan timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi
akibat yang ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya konflik
status. Macam-macam Konflik Status: a. Konflik Status bersifat Individual:
Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri. Contoh: –
Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga –
Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja. b. Konflik Status
Antar Individu: Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan
individu yang lain, karena status yang dimilikinya. Contoh: – perebutan warisan
antara dua anak dalam keluarga – Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda
motor yang dipinjamnya dari kakak mereka. c. Konflik Status Antar Kelompok:
Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain. Contoh: Peraturan yang dikeluarkan satu departemen
bertentangan dengan peraturan departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum)
yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik
dengan PLN (Perusahaan LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika membuat
jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala
pula berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa air. Keempat Instansi
tersebut akan saling berbenturan dalam melaksanakan statusnya masing-masing.
Pengertian Peranan Sosial a. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status
(kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai
dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan
adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau
status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan
tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh: Achieved
Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja. Contoh:
kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur,
camat, ketua OSIS dsb. – Dalam rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika
seorang suami tidak mempunyai anak. – Seseorang tidak bisa memberikan surat Tilang
(bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi. Peranan merupakan hal yang sangat
penting bagi seseorang, karena dengan peranan yang dimilikinya ia akan dapat
mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Seseorang dapat memainkan beberapa
peranan sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang wanita dapat mempunyai
peranan sebagai isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus (lihat gambar 2).
Konflik peranan timbul ketika seseorang harus memilih salah satu diantara
peranannya misalnya sebagai ibu atau sebagai karyawan kantor. b.Konflik Peranan
Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau
lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika
seseorang dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang
mampu melaksakan peranan yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia
tidak melaksanakan peranannya dengan ideal/sempurna. Contoh: Ibu Tati sebagai
seorang ibu dan guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih
untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Pada saat ia
memutuskan membawa anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada
saat yang sama dia harus berperanan sebagai guru mengajar dikelas. Fungsi
Peranan Sosial Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang
lain. Fungsi tersebut antara lain: 1. Peranan yang dimainkan seseorang dapat
mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah
atau ibu. 2. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu
mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan
pengorbanan, seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dsb. 3. Peranan
yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri, seperti
seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai isteri/ ibu, seorang
seniman dengan karyanya, dsb.
Sumber :
http://dhyesimple.blog.com/2011/10/22/pengaruh-kelas-sosial-dan-status/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar