Selasa, 04 Desember 2012

PENGARUH STATUS SOSIAL


Pengertian perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services. Pengertian tersebut berarti roses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Sedangkan menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Prilaku perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh salah satunya kelas dan status social
Kelas sosial dan stratifikasi sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda, sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainya mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Dalam penelitian kelas sosial (terkadang disebut dengan stratifikasi sosial), status sering dianggap sebagai penggolongan relatif para anggota setiap kelas sosial dari segi faktor-faktor status tertentu. Sebagai contoh, kekayaan relatif (banyaknya aset ekonomi), kekuasaan (tingkat pilihan atau pengaruh pribadi terhadap orang lain), dan martabat (tingkat pengakuan yang diperoleh dari orang lain) merupakan 3 faktor yang sering digunanakan untuk ketika menilai kelas sosial. Ketika mempertimbangkan perilaku konsumen dan riset pasar, status paling sering ditentukan dari sudut satu variabel demografis atau lebih yang cocok seperti penghasilan keluarga, status pekerjaan, dan pencapaian pendidikan.
Arti Definisi / Pengertian Status Sosial :
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Arti Definisi / Pengertian Kelas Sosial :
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.
Arti Definisi / Pengertian Stratifikasi Sosial :
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.
Arti Definisi / Pengertian Diferensiasi Sosial :
Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan.
A. Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial
1.Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.
2.2 Dampak dari perbedaan kelas dan status sosial dalam masyarakat
Pengaruh Deferensiasi Social dalam Masyarakat
Deferensiasi social sebagai gejalayang universal dalam kehidupan masyarakat dan membedakan masyarakat secara horizontal, tentu akan membawa dampak dan pengaruh pada kehidupan bersama. Pembedaan secara horizontal ini tetap akan membawa konsekuensi bagi kelompok-kelompok social yang ada. Ikuti penjelasan dampak derensiasi social dalam masyarakat.
Fanatisme
Pengelompokan masyarakat berdasarkan demensi horizontal inimemiliki dampak pada fanatisme kelompok yang bersangkutan,. Anggota kelompok memiliki ikatan yang kuat dengan kelompoknya dan sekaligus membedakan dirinya dengan kelompok lain. Misalnya deferensiasi berdasarkan agama, akan menmimbulkan fanatisme bagi setiap pemeluk agama yang bersangkutan dan mereka sekaligus membedakan diri dengan kelompok beragama lainya.
Batas-batas kelompoknya lebih jelas dan batas kelompok yang lain juga jelas oleh karena itu fanatisme dapat tumbuh dan berkembang sebagai dampak dari deferensiasi social.
Solidaritas
Solidaritas atau ikatan kebersamaan dapat juga terjadi akibat deferensiasi social yang ada. Solidaritas tumbuh dan berkembang diantara mereka. Deferensiasi karena suku bangsa atau etnik akan membuat ikatan mereka se etnik jauh lebih kuat dibandingkan dengan ikatan mereka diluar etnik. Lebih-lebih bila mereka berada diluar etniknya sebagai pendatang pada etnik yang berbeda, maka solidaritas diantara mereka akan tumbuh dan berkembang sehingga rasa solidaritas diantara mereka semakin tinggi.
Mereka merasa satu bagian dari bagian yang besar dan mereka selalu menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari mereka yang besar tersebut.
Toleransi
Pemahaman akan perbedaan yang horizontal diantara kelompok social yang digolongkan berdasarkan deferensiasi social akan menumbuhkan toleransi diantara mereka.
Mereka mengetahui perbedaan dan batas-batas social diantara mereka. Batas kelompok mereka mereka pahami; kesadaran akan kelompoknya juga mereka merasakan. Sisi lain mereka mengetahui batas-batas dari kelompok deferensiasi social lainya. Pemahaman tentang dirinya dan pemaahaman terhadap diri orang lain akan menyebabkan tumbuhnya toleransi diantara mereka. Mereka menghargai apa yang ada pada kelompok lain dan kelompok lain memahami dan menyadari perbedaan yang ada dalam kelomponya.
Kesadaran akan batas dan perbedaan antara kelompok yang berbeda ini merupakan kesadaran social yang menumbuhkan rasa mau menghargai perbedaan sebagai wujud toleransi social yang ada
Pengaruh Startifikasi Sosial dalam Masyarakat
Stratifikasi social adalah pembedaan masyarakat kedalam lapisan-lapisan social berdasatrkan demensi vertical akan memiliki pengaruh terhadap kehidupan bersama dalam masyarakat. Ikuti urain tentang dampak stratifikasi social dalam kehidupan masyarakat berikut ini.
Eklusivitas
Stratifikasi social yang membentuk lapisan-lapisan social juga merupakan sub-culture, telah menjadikan mereka dalam lapisan-lapisan gtertentu menunjukan eklusivitasnya masing-masing. Eklusivitas dapat berupa gaya hidup, perilaku dan juga kebiasaan mereka yang sering berbeda antara satu lapisan dengan lapisan yang lain.
Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan; sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sanma dengan kelas mereka.
Etnosentrisme
Etnosentrisme dipahami sebagai mengagungkan kelompok sendiri dapat terjadi dalam stratifikasi social yang ada dalam masyarakat. Mereka yang berada dalam stratifikasi social atas akan menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah dan kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada stratifikasi social rendah.
Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya.
Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.
Konflik Sosial
Perbedaan yang ada diantara kelas social dapt menyebabkan terjadinya kecemburuan social maupun iri hati. Jika kesenjangan karena perbedaan tersebut tajam tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik social antara kelas social satu dengan kelas social yang lain.
Misalnya demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah atau peningkatan kesejahteraan dari [perusahaan dimana mereka bekerja adalah salah satu konflik yang terjadi karena stratifikasi social yang ada dalam masyarakat.
2.3 Pengaruh perbedaankelompok dan kelas sosial terhadap perilaku konsumen
Kelas Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama`dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka.
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk kelas yang lebih rendah.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.
Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan

Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen
Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli akan barang kebutuhan sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai penghias dalam kelas sosial begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi akan membeli barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan memiliki harga yang cukup mahal. Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang lebih rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan ditempat yang biasa saja
Sumber :
 http://yuninugraha.blogdetik.com/2011/12/02/perilaku-konsumen-dalam-kelas-status-dan-kelas-sosial/

PENGARUH RUMAH TANGGA DAN KELUARGA DALAM PERILAKU KONSUMEN



PENDAHULUAN
Saat ini keberadaan keluarga dan rumah tangga sangat mempengaruhi pola dan perilaku konsumen seseorang. Hal ini didasarkan pada gaya hidup keluarga maupun rumah tangga tersebut. Semakin tinggi derajat dari keluarga tersebut, maka makin tinggi pula tingkat perilaku konsumen mereka. Sebagai contoh, jika dalam suatu keluarga dan rumah tangga merasa memerlukan atau membutuhkan mobil ataupun motor untuk keperluan transportasi , serta memerlukan fasilitas-fasilitas elektronik maupun furniture, dan mereka memiliki kemampuan untuk membeli kebutuhan tersebut maka mereka akan membelinya. Dan  sebaliknya, jika keluarga dan rumah tangga memiliki berbagai kebutuhan, tetapi tidak diimbangi oleh kemampuan untuk membelinya, maka mereka akan memilih atau memprioritaskan kebutuhan mereka yang lebih penting. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara eksensif. Para pemasar tertarik dengan peran dan pengaruh relatif dari suami istri, dan anak-anak dalam pembelian berbagai macam produk dan jasa. Peran dan pengaruh ini akan sangat bervariasi di negara-negara dan kelas-kelas sosial yang berbeda.
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan :
a] Banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, mungkin dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli berbagai barang rumah tangga, busana, dan bahan makanan.
b] Ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swalayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen tersebut benar-benar meresap.

LANDASAN TEORI

§  Pengaruh Rumah Tangga dan Keluarga
Rumah Tangga
Rumah tangga (household) adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para pemasar sewaktu mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda dengan keluarga, rumah tangga mendeskripsikan semua orang  baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang tinggal dan menempati satu unit perumahan.
Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat adalah :
1.      A. Fungsi Produksi Rumah Tangga, terdiri dari :
[a] Fungsi Pembelian
[b] Produksi Rumah Tangga
[c] Fungsi Konsumsi
[d] Fungsi Pasar Tenaga Kerja
[e] Fungsi Pemeliharaan Keluarga
B. Stok (Sumber Daya) Rumah Tangga, :
(i) Informasi
(ii) Sumber Keuangan
(iii) Barang Pasar
(iv) Karakteristik
(v) Waktu
C. Variabel Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya, :
a) Data
b) Peluang Pasar Tenaga Kerja
c) Peluang Pasar Produk
d) Struktur Rumah Tangga
e) Kepuasan
Keluarga
Secara bahasa Keluarga (family) dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan darah, pernikahan atau adopsi yang tinggal bersama. Keluarga terdiri dari :
(i) Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tingga bersama.
(ii) Keluarga besar (extended family) mencakup keluarga inti, beserta kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman-bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan.
Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita biasa membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang memperoleh orientasi terhadap agama, poltik, dan ekonomi serta pamahaman atas ambisi pribadi, penghargaan pribadi, dan cinta. Bahkan jika pembeli sudah tidak lagi terlalu sering berinteraksi dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku pembeli tersebut bisa saja tetap signifikan. Di negara-negara di mana orang tua hidup bersama anak- anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh mereka dapat saja bersifat substansial.
Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi (Family of procreation) seseorang, yakni pasangan hidup (suami/istri) dan anak-anaknya. Pemasar harus selalu meneliti pola-pola spesifik dalam pasar sasaran tertentu. Contohnya, di dalam rumah tangga tradisional China, sudah merupakan hal yang biasa bila suami memberikan semua gajinya kepada istrinya, karena sang istri yang mengatur pengeluaran keluarganya. Suatu keluarga mungkin merupakan satu keluarga patriat(patriarchal family) : dimana sang ayah dipertimbangkan sebagai anggota yang paling dominan. Sedangkan dalam suatu keluarga matriat (matriarchal family) : pihak wanita memainkan peran dominan, dan membuat banyak keputusan. Dalam equalitarian family, sang suami dan istri membagi secara seimbang dalam pengambilan keputusan.
Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah individu yang bekerja di dalam keluarga tersebut lebih banyak. Bagi keluarga maupun rumah tangga, variabel structural sangat memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan, kehadiran anak, dan status pekerjaannya. Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga merupakan organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yang lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua orang dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makanan, perabot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk.lain. Anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.
·        VARIABEL SOSIOLOGIS YANG MEMPENGARUHI KELUARGA
Pemasar juga perlu menganalisis variabel nonekonomi untuk meramalkan perilaku pembelian. Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat dimengerti dengan lebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosiologis seperti kohesi, kemampuan beradaptasi (adaptability), dan komunikasi. Kohesi adalah pertalian emosi yang dimiliki para anggota keluarga satu sama lain. Kohesi merupakan ukuran seberapa dekat yang dirasakan oleh para anggota keluarga terhadap satu sama lain pada tingkat emosi. Kohesi merefleksikan perasaan keterkaitan dengan atau keterpisahan dari anggota lain dalam keluarga.
Kemampuan keluarga dalam beradaptasi adalah kemampuan sistem perkawinan atau keluarga untuk mengubah struktur kekuasaannya, hubungan peranan, dan kaidah hubungan sebagai respon terhadap stress situasional dan perkembangan. Kemampuan keluarga dalam beradaptasi adalah ukuran seberapa baik keluarga dapat memenuhi tantangan yang disajikan oleh kebutuhan yang berubah. Komunikasi adalah dimensi untuk memudahkan yang kritis bagi gerakan pada dua dimensi yang lain. Keterampilan berkomunikasi yang positif memungkinkan keluarga untuk berbagi satu sama lain, kebutuhan dan preferensi mereka yang berubah-ubah sebagaimana berhubungan dengan kohesi dan kemampuan beradaptasi.
KEPUTUSAN PEMBELIAN KELUARGA
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.
PERANAN INDIVIDU DALAM PEMBELIAN KELUARGA
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal.
1.      Penjaga pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusan
2.      Pemberi pengaruh (influencer). Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu
3.      Pengambil keputusan (decider). Orang dengan wewenang atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek apa yang yang akan dipilih.
4.      Pembeli (buyer). Orang yang bertindak sebagai agen pembelian yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
5.      Pemakai (user). Orang yang menggunakan produk
Pemasar perlu berkomunikasi dengan pemegang masing-masing peranan. Anak misalnya, adalah pemakai serealia, mainan, pakaian, dan banyak produk lain, tetapi mungkin bukan pembeli. Salah satu atau kedua orangtua mungkin merupakan pengambil keputusan dan membeli, karena mungkin anak penting sebagai pemberi pengaruh dan pemakai.Peranan memberi pengaruh mungkin dipegang oleh orang yang paling ahli. Sebagai contoh, orangtua mungkin menjadi pengambil keputusan mengenai mobil mana yang mereka akan beli, tetapi remaja memainkan peranan utama sebagai penjaga pintu informasi dan sebagai pemberi pengaruh karena pengetahuan yang lebih banyak mengenai unjuk kerja, ciri produk, atau norma social.
KESIMPULAN
Rumah tangga (a household) terdiri dari anggota yang terkait dengan keluarga (family) dan semua orang-orang yang tidak terkait yang berada dalam suatu unit tempat tinggal (baik itu rumah, apartemen, kelompok kamar-kamar, dan lain-lain).
Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, dimana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran. Asumsi yang dibuat mengenai peran-peran pembelian harus dicek melalui riset konsumen sehingga pemasar dapat membuat bauran pemasaran yang tepat ditujukan terhadap individu yang tepat. Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu. Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged). Dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.
DAFTAR PUSTAKA
David H. Olson, Hamilton, I McCubbin et al., Families: What Makes Them Work? (Beverly Hills: Sage Publications, 1983).
Harry L. Davis, “Decision Making whithin the Household,“Journal of Counsumer Research2 (Maret 1976), 241-260.
http://andinicliquers.wordpress.com/2010/11/03/pengaruh-rumah-tangga-dan-keluarga-dalam-perilaku-konsumen/

Pengaruh Individu



Pada bulan September 1999, Corparation Polaroid diperkenalkan ke pasar AS kamera, kecil instan dengan lensa murah yang diproduksi fuzzy, perangko-perangko ukuran foto yang dapat ganda sebagai stiker. Para ilmuwan dan insinyur di Polaroid, benar memegang lama berdiri reputasi perusahaan untuk membangun berkualitas tinggi, produk teknologi yang inovatif, skeptis. Mereka khawatir bahwa ini kamera instan baru, yang disebut I-Zona Kamera Pocket Instan, akan mencemari reputasi mereka. Sebelum menjadi salah satu pendukung fanatik I-Zone, Ed Coughlan pikir kamera itu gila, “Saya seorang insinyur tua. Aku tidak bisa untuk kehidupan saya mencari tahu siapa yang akan membelinya” (dikutip dalam Klein, 2000, hal A1).
Mencari tahu tidak hanya siapa yang akan membelinya, tetapi mengapa mereka akan membelinya, di mana mereka akan membelinya, seberapa sering mereka akan membelinya, dan bagaimana mereka akan menggunakannya adalah landasan pemahaman perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah studi tentang orang: bagaimana kita membeli, mengkonsumsi dan membuang produk. Masing-masing dari kita adalah konsumen dari ratusan produk setiap hari. Sebagai konsumen, kita bisa mendapatkan keuntungan dari pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kita membuat keputusan kita sehingga kita bisa membuat yang lebih bijaksana. Pemasar bisa mendapatkan keuntungan dari pemahaman tentang perilaku konsumen sehingga mereka lebih baik dapat memprediksi apa yang konsumen inginkan dan bagaimana cara terbaik untuk menawarkan kepada mereka. Mempercayai pemahaman mereka dari pasar konsumen yang terus berubah, spesialis pemasaran di Polaroid meyakinkan perusahaan untuk meluncurkan I-Zone. Kurang dari tiga bulan setelah peluncuran, Kamera Pocket I-Zona Instan menjadi nomor satu Amerika menjual kamera (Klein, 2000).
Ada dua kekuatan besar yang membentuk siapa kita dan apa yang kita beli. Motif pribadi kita, sikap, dan kemampuan pengambilan keputusan menuntun perilaku konsumsi kita. Pada saat yang sama, keluarga kita, latar belakang budaya, iklan yang kita lihat di TV, dan situs yang kita kunjungi di Internet pengaruh pikiran dan tindakan kita.
MEMAHAMI KONSUMEN: FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
Perilaku konsumsi kita adalah fungsi dari siapa kita sebagai individu. Pikiran, perasaan, sikap, dan pola perilaku menentukan apa yang kita beli, ketika kita membelinya, dan bagaimana kita menggunakannya. Faktor internal memiliki dampak besar pada perilaku konsumen.
Konsumen motivasi. Tugas pemasar adalah untuk mencari tahu apa kebutuhan dan keinginan konsumen memiliki, dan apa yang memotivasi konsumen untuk membeli. Motivasi adalah drive yang memulai semua perilaku konsumsi kita, dan konsumen memiliki motif ganda, atau tujuan. Beberapa ini adalah terbuka, seperti haus fisiologis yang memotivasi konsumen untuk membeli minuman ringan atau kebutuhan untuk membeli setelan jas baru untuk wawancara. Motif lain yang lebih jelas, seperti kebutuhan siswa untuk tote sebuah bookbag Kate Spade atau memakai Doc Martens untuk memperoleh persetujuan sosial. Kebanyakan kegiatan konsumsi adalah hasil dari beberapa motif yang beroperasi pada waktu yang sama. Para peneliti yang dilatih khusus dalam mengungkap motif sering menggunakan teknik penelitian kualitatif di mana konsumen didorong untuk mengungkapkan pikiran mereka (kognisi) dan perasaan (mempengaruhi) melalui dialog menyelidik. Fokus kelompok dan wawancara mendalam memberikan konsumen kesempatan untuk mendiskusikan produk dan mengungkapkan pendapat tentang kegiatan konsumsi. Moderator terlatih atau pewawancara sering mampu memasuki motif prasadar yang mungkin tidak terdeteksi.
Nilai adalah tujuan hidup masyarakat luas yang melambangkan mode disukai berperilaku (misalnya, independen, penuh kasih, jujur) atau akhir negara yang disukai (misalnya, rasa keberhasilan, cinta dan kasih sayang, pengakuan sosial). Konsumen membeli produk yang akan membantu mereka mencapai nilai yang diinginkan, mereka melihat atribut produk sebagai alat untuk mencapai tujuan. Memahami perspektif berarti-end dapat membantu posisi yang lebih baik pemasar produk dan membuat lebih efektif dan kampanye iklan promosi.
Konsumen memproses informasi ini membantu konsumen Pendekatan pemrosesan informasi dalam memahami perilaku konsumtif dengan berfokus pada urutan aktivitas mental yang digunakan orang dalam menafsirkan dan mengintegrasikan lingkungan mereka..
Perception is the process of sensing, selecting, and interpreting stimuli in one’s environment. Persepsi adalah proses penginderaan, memilih, dan menafsirkan stimuli dalam lingkungan seseorang. Kita mulai untuk melihat stimulus eksternal seperti datang ke dalam kontak dengan salah satu reseptor sensorik kita-mata, telinga, hidung, mulut, atau kulit. Persepsi rangsangan eksternal mempengaruhi perilaku kita bahkan tanpa pengetahuan sadar kita bahwa itu adalah melakukannya. Pemasar dan pengecer memahami hal ini, dan mereka menciptakan produk dan toko khusus dirancang untuk mempengaruhi perilaku kita. Rantai makanan cepat saji cat dinding mereka dalam “panas” warna, seperti merah, untuk mempercepat perputaran pelanggan. Supermarket mengarahkan pelanggan masuk langsung ke bagian produksi, di mana mereka dapat mencium dan menyentuh makanan, merangsang rasa lapar. Seorang pembelanja lapar menghabiskan lebih banyak uang.
Tutup mata Anda dan berpikir sejenak tentang ratusan benda, suara, dan bau sekitar Anda pada saat ini. Dalam rangka untuk berfungsi dalam lingkungan yang ramai, kita memilih untuk merasakan rangsangan tertentu, sementara mengabaikan yang lain. Proses ini disebut selektivitas. Selektivitas memungkinkan kita memusatkan perhatian kita pada hal-hal yang memberikan makna untuk menafsirkan lingkungan kita atau pada hal-hal yang relevan dengan kita, sementara tidak menyia-nyiakan kita yang terbatas sumber daya pemrosesan informasi pada item yang tidak relevan. Apakah Anda bahkan melihat bahwa setelah Anda memutuskan, katakanlah, Florida, untuk tujuan liburan Anda, tampaknya ada kelimpahan iklan untuk Florida resor, promosi penerbangan ke Florida, dan artikel tentang restoran Florida dan atraksi di mana-mana? Kebetulan? Tidak benar-benar. Hanya ada sebanyak sekarang sebagai ada sebelumnya, hanya sekarang Anda selektif menghadiri kepada mereka, sedangkan Anda yang sebelumnya disaring mereka keluar. Pemasar terus menerus berjuang untuk menembus perhatian konsumen kekacauan dan ambil ‘. Iklan dan kemasan dirancang untuk menarik perhatian kita melalui sejumlah teknik, seperti penggunaan kontras dalam warna dan suara, pengulangan, dan penempatan kontekstual.
Apakah Anda menonton TV tadi malam? . Anda mungkin harus membayar perhatian ke banyak iklan yang Anda lihat selama jeda komersial, Anda bahkan mungkin tertawa keras-keras pada beberapa dari mereka. Tapi berapa banyak yang dapat Anda ingat hari ini? Kemampuan konsumen untuk menyimpan, mempertahankan, dan mengambil informasi produk sangat penting untuk keberhasilan sebuah merek. Bila informasi yang diproses, itu diadakan untuk waktu yang sangat singkat (kurang dari satu menit) dalam bekerja, atau jangka pendek, memori. Jika informasi ini dibacakan (mental berulang), maka ditransfer ke memori jangka panjang, jika tidak, informasi yang hilang dan terlupakan. Setelah ditransfer ke memori jangka panjang, informasi dikodekan atau diatur dalam cara yang memberikan arti bagi individu. Informasi dalam memori jangka panjang terus-menerus reorganisasi, diperbarui, dan disusun kembali sebagai informasi baru datang, atau pembelajaran terjadi. Pengolahan informasi teori mewakili penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang sebagai jaringan terdiri dari node (kata, ide, atau konsep) dan link (hubungan di antara mereka). Node terhubung satu sama lain tergantung pada apakah ada hubungan antara konsep-konsep, dengan panjang yang mewakili hubungan tingkat asosiasi. Ketika Edwin Land menemukan kamera Polaroid instan pertama, pengetahuan struktur untuk kamera diubah untuk mencerminkan hubungan antara fotografi dan output instan. Sekarang, struktur pengetahuan berubah untuk mencerminkan kamera saya-Zona baru.
Jaringan lengkap dibawa ke pikiran ketika produk diaktifkan disebut skema produk. Mengetahui set asosiasi yang konsumen mengambil dari memori jangka panjang tentang produk tertentu atau kategori sangat penting untuk strategi pemasaran yang sukses. Untuk produk baru atau jasa, pemasar harus memilih set asosiasi mereka ingin konsumen untuk memiliki. Ini disebut posisi produk, atau memilih citra merek. Posisi yang unik Puncak Freans ‘sebagai cookie dewasa dicapai dengan membangun hubungan antara konsep “serius” dan “cookie.” Posisi merek adalah kemudian diterjemahkan ke iklan pintar, diperkuat pada kemasan produk, dan terintegrasi ke dalam semua promosi dan strategi komunikasi. Seiring waktu, citra merek bisa memudar atau menjadi encer. Kadang-kadang konsumen asosiasi konsep yang tidak menguntungkan bagi merek. Ketika ini terjadi, pemasar reposisi merek, menggunakan iklan dan alat pemasaran lainnya untuk membantu konsumen membuat link baru untuk asosiasi positif dan membuang link ke yang tidak menguntungkan. Pada pertengahan 1990-an, sepatu Hush Puppies membuat comeback setelah dekade penjualan rendah. Memperkenalkan menarik, warna-warna cerah, sepatu Hush Puppies reposisi kenyamanan dasar mereka sebagai modis, pemuda-berorientasi, dan “keren.” Strategi untuk ekstensi merek yang sukses juga tergantung pada skema merek. Secara umum, ekstensi merek lebih mungkin berhasil jika set asosiasi untuk perpanjangan pertandingan set asosiasi dari produk inti. Apakah menjual pasta gigi merek penyelamat? . Mungkin tidak, karena asosiasi untuk lifesavers (manis, permen, gula, buah) yang tidak sama dengan mereka untuk pasta gigi (mint, bersih, noncandy). Di sisi lain, anak-anak merek sereal bergula lifesavers dengan warna-warni, buah cincin memiliki pertandingan yang lebih baik dari asosiasi.
Sikap pembentukan dan Perubahan keyakinan konsumen telah disimpan dalam ingatan jangka panjang menyediakan fungsi lain penting untuk pemasar: ini menyediakan dasar bagi sikap konsumen terhadap suatu merek atau iklan. An attitude is an overall evaluation of an object, idea, or action. Sikap adalah evaluasi keseluruhan dari sebuah, ide aksi objek, atau. Sikap dapat positif atau negatif, dan lemah atau sangat dipegang. Pernyataan “Aku cinta Crunch Toffee Vanili Ben & Jerry” adalah sikap, kuat positif bervalensi arah produk. Pernyataan “aku tidak suka Toyota iklan baru” adalah sebuah sikap, yang lemah bervalensi negatif terhadap iklan. Pemasar bekerja keras untuk terus menerus
Sebuah perspektif populer adalah bahwa sikap memiliki tiga komponen: kognitif, afektif, dan asli co. Komponen kognitif mencerminkan pengetahuan dan keyakinan seseorang tentang objek (misalnya, “Klub Digital Jaringan on-line musik situs internet hidup.”), Komponen afektif mencerminkan perasaan (misalnya, “Saya suka situs Klub Jaringan Digital” ) dan komponen asli co mencerminkan kecenderungan perilaku terhadap obyek (misalnya, “Aku akan menjadi pengguna terdaftar dari digitalclubnetwork.com”). Jadi, sikap kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu. Jika Anda memiliki sikap yang menguntungkan terhadap politisi, Anda mungkin akan memilih dia dalam pemilu berikutnya. Karena itu, banyak pemasar menggunakan ukuran sikap untuk peramalan penjualan masa depan. Hal ini penting untuk dicatat, bagaimanapun, bahwa hubungan antara sikap dan perilaku yang jauh dari sempurna. Konsumen dapat memiliki sikap positif terhadap beberapa merek tetapi berniat untuk membeli hanya satu. Eksternal ekonomi, sosial, atau faktor pribadi sering mengubah rencana perilaku.
Sikap yang dinamis, yang berarti mereka terus berubah. Sebagai individu dalam belajar informasi baru, seperti perubahan mode, seiring waktu, sikap Anda pernah diadakan dengan keyakinan mungkin tidak lagi ada. Apakah Anda pernah melihat foto-foto lama dari diri Anda dan bertanya-tanya “Apa yang kupikirkan mengenakan pakaian seperti itu Dan melihat gaya rambut saya?!”
MEMAHAMI KONSUMEN: FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
Selain faktor internal, perilaku konsumen juga dibentuk untuk sebagian besar oleh faktor sosial, seperti budaya, hubungan keluarga, dan aspek lain dari lingkungan eksternal. Kesadaran ini dapat membantu pemasar pengaruh untuk mengidentifikasi kelompok konsumen yang cenderung untuk berpikir, merasa, atau bertindak sama dan memisahkan mereka ke dalam segmen pasar yang unik. Aspek pemasaran program seperti desain produk, iklan, dan harga-bisa kemudian disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan unik, nilai-nilai, dan tujuan kelompok-kelompok yang berbeda.
Pengaruh kelompok pada perilaku konsumen individu Grup pengaruh pada perilaku konsumen dapat berdampak motivasi, nilai, dan pengolahan informasi individu;. Mereka bisa datang dari kelompok-kelompok yang telah menjadi milik konsumen atau dari kelompok-kelompok yang mereka bercita-cita untuk menjadi bagian (kelompok aspirasi). Kelompok dapat memberikan berbagai pengaruh pada individu, termasuk: (1) informasi mempengaruhi mana kelompok bertindak sebagai sumber untuk pendapat ahli; (2) perbandingan pengaruh seperti bahwa kelompok menyediakan kesempatan untuk mengelola individu konsep diri sehubungan dengan identitas kelompok, dan, (3) pengaruh normatif, dimana kelompok menetapkan pedoman dan sanksi untuk perilaku individu cocok atau tidak.
Pengaruh kelompok pada perilaku konsumen cenderung bervariasi dengan berbagai kelompok dan produk-faktor terkait. Sebagai contoh, kelompok yang lebih ini dianggap menjadi sumber, kredibel terhormat persetujuan atau ketidaksetujuan kepada konsumen, semakin besar kemungkinan bahwa konsumen adalah sesuai dengan nilai-nilai kelompok. Selain itu, lebih sering anggota kelompok berinteraksi, dan menggunakan lebih luar terlihat dari produk ini adalah untuk anggota kelompok dan non kelompok, semakin besar pengaruh kelompok pada perilaku konsumsi individu.
Pengaruh keluarga pada perilaku konsumen Keluarga memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap perilaku konsumen.. Misalnya, perilaku konsumsi sering berubah secara substansial seperti perubahan status keluarga dari waktu ke waktu. Jadi, orang dewasa muda yang belum menikah, yang sering terfokus pada diri individu-definisi, cenderung untuk membeli produk yang meningkatkan atau mendefinisikan konsep diri mereka. Sebaliknya, pasangan dengan anak-anak mungkin lebih tertarik untuk membeli item atau pengalaman yang dapat dibagi oleh semua anggota keluarga dan, sebagai hasilnya, dapat menghabiskan kurang pada produk berorientasi individual.
Keanggotaan keluarga juga mengarah pada kebutuhan yang lebih besar untuk bersama daripada membuat keputusan perorangan, lebih rumit perilaku konsumen di tingkat rumah tangga. Misalnya, orang yang membeli produk mungkin bukan konsumen akhir produk. Atau mungkin suami dan istri memiliki tingkat keterlibatan yang berbeda dengan keputusan produk tertentu, yang mengarah ke berbagai jenis proses pengambilan keputusan yang terpisah yang harus terintegrasi sebelum pilihan akhirnya dibuat. Memahami dinamika yang terlibat dalam pengambilan keputusan bersama dan yang anggota keluarga pengaruh yang jenis keputusan memiliki implikasi penting bagi pemasar tertarik dalam mengarahkan upaya pemasaran untuk orang yang tepat. Yang penting, dinamika keluarga ini dan transisi gaya hidup yang rumit oleh penurunan rumah tangga tradisional dan kenaikan yang menyertai dalam struktur keluarga non-tradisional, seperti pasangan hidup bersama keluarga atau pasangan mengintegrasikan dari perkawinan sebelumnya.
Pengaruh budaya dan sub-budaya pada perilaku konsumen. Budaya terdiri dari makna dan nilai-nilai sosial yang dibangun diterima oleh mayoritas anggota masyarakat atau kelompok sosial. Ini mencakup hal-hal seperti nilai-nilai bersama, keyakinan, norma, dan sikap, serta reaksi-reaksi afektif, kognitif keyakinan, dan pola perilaku. Biasanya, ketika kita berpikir tentang budaya, kita cenderung berpikir tentang perbedaan antara individu dari berbagai negara atau wilayah di dunia. Dengan meningkatnya globalisasi ekonomi dunia, memahami perbedaan dan persamaan dalam perilaku konsumen di seluruh budaya menjadi semakin bermakna, dengan implikasi penting tentang sejauh mana strategi pemasaran dapat menjadi standar di seluruh negara dan budaya, atau lokal untuk mencerminkan negara atau wilayah khusus budaya perbedaan.
Salah satu perbedaan budaya penting adalah sejauh mana diri didefinisikan sebagai independen dari orang lain dibandingkan saling bergantung dengan orang lain penting. Kebudayaan Individualistis, seperti Amerika Serikat, cenderung menumbuhkan rasa independen dari diri, dengan diri yang diyakini satu set . atribut internal yang unik untuk setiap orang budaya kolektivis, bagaimanapun, seperti Cina, memupuk rasa saling bergantung diri, dengan diri sendiri diyakini tak terpisahkan dari orang lain dan konteks sosial; orang-spesifik atribut kurang penting dalam definisi diri daripada yang hubungan interpersonal. Perbedaan-perbedaan dalam definisi diri mempengaruhi berbagai perilaku konsumen, termasuk reaksi emosional untuk iklan, sejauh mana informasi dari orang lain adalah dihargai ketika membuat keputusan konsumsi, dan pemberian hadiah perilaku.
Selain perbedaan budaya yang ada di negara, pemasar juga semakin menyadari pentingnya perbedaan budaya dalam masyarakat Subkultur adalah. Kelompok-kelompok yang berbeda di dalam sebuah masyarakat yang berbagi makna umum. Subkultur sering dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik demografi, seperti lokasi geografis (misalnya, bagian selatan Amerika Serikat), etnis (misalnya, Hispanik Amerika), atau usia (misalnya, bayi-boomer).
Sebagai contoh, sebuah subkultur yang kuat ada di sekitar sepeda motor Harley-Davidson dan Grup Pemilik Harley (HOG). Anggota ini berbagi kelompok nilai budaya inti dari kebebasan pribadi, yang dicontohkan di kedua pengalaman menggunakan produk (mengambil ke jalan terbuka) dan dalam strategi pemasaran perusahaan (misalnya, terbuka bersayap lambang [Schouten dan Alexander, 1995]). Yang penting, identifikasi gaya hidup subkultur, dan pengembangan sesuai inventarisasi makna bersama, biasanya lebih sulit daripada pengembangan pemahaman seperti subkultur berdasarkan karakteristik demografi diamati.
Semakin, internet marketer telah menyadari nilai dari segmen subkultur dan telah disesuaikan penawaran produk dan / atau konten situs Web untuk menarik subkultur tertentu, paling sering berbasis demografis, dan untuk memupuk rasa lebih besar dari masyarakat dan hubungan antar anggota subkultur. Sebagai contoh, iVillage.com fitur konten yang menarik khusus untuk perempuan dan menawarkan forum untuk diskusi tentang isu-isu yang relevan untuk para penggunanya.
KEPUTUSAN KONSUMEN PROSES PEMBUATAN
Konsumen apa berpikir dan lingkungan sosial mereka tinggal dalam menentukan apa yang mereka beli dan bagaimana keputusan pembelian dibuat. Biasanya, proses pengambilan digambarkan sebagai serangkaian lima tahap. Tahap pertama, pengakuan kebutuhan, terjadi ketika konsumen melihat perbedaan antara negara-negara mereka yang ideal dan aktual.. Butuh pengakuan sering diminta oleh iklan persuasif. Konsumen kemudian memulai proses pencarian informasi dengan melakukan pencarian internal dari struktur pengetahuan mereka sendiri, diikuti oleh pencarian eksternal untuk informasi dari teman, anggota keluarga, wiraniaga, dan iklan. Langkah ini dapat memperjelas masalah, memberikan kriteria yang digunakan untuk menilai alternatif produk dan menghasilkan sebuah subset, atau “set pertimbangan,” pilihan potensial. Pilihan ini kemudian dinilai lebih lengkap di tahap ketiga, evaluasi alternatif. Pada tahap ini, produk di set pertimbangan dibandingkan dengan satu sama lain. Kadang-kadang aturan heuristik yang sederhana, seperti “Saya akan membeli produk termurah” digunakan. Di lain waktu strategi yang lebih kompleks, seperti model rata-rata tertimbang yang mengkompensasi kekuatan dan kelemahan produk, digunakan. Setelah memeriksa setiap alternatif, konsumen siap untuk membeli, langkah keempat dalam proses pengambilan keputusan. Akhirnya, setelah membeli, konsumen memasuki fase pasca-pembelian proses, di mana kinerja alternatif yang dipilih dievaluasi dalam terang harapan sebelumnya. Konsumen akan puas dengan produk jika memenuhi atau melebihi harapan; ketidakpuasan terjadi jika produk tidak memenuhi harapan.
Model perilaku konsumen, sementara sangat berguna, sangat sederhana dan tidak selalu akurat mencerminkan proses keputusan konsumen tindak. Konsumen mungkin tidak selalu linear dilanjutkan melalui lima langkah seperti yang dijelaskan, dan kadang-kadang mereka dapat melewati langkah-langkah tertentu seluruhnya. Namun, model adalah perkiraan dekat dari proses untuk kebanyakan konsumen untuk kesempatan membeli sebagian.
Kita semua adalah konsumen. Memahami mengapa kita berperilaku seperti yang kita lakukan adalah bagian integral transfer efisien barang dan jasa dalam ekonomi pasar-didorong.
Sumber :
http://mennytigamartdini.wordpress.com/2011/10/23/pengaruh-individu/